Merencanakan Bersama |
Dari sekian banyak teman-teman kuliah. Hampir semua mahasiswa ingin kuliah sambil bekerja. Lalu, kemarin malam mas Arif menuliskan status di FB Group STMIK. Tadi siang setelelah selesai mata kuliah “Algoritma Pemrogaman” yang diajar oleh Dosen Arif Sulistyo, S.kom. Dedek pun memulai menyampaikan idenya mas Arif yang kemarin malam dibicarakan di Group FB STMIK. Bagi siapa saja yang berminat dengan pekerjaan yang akan kita jalani. Maka dipersilahkan untuk bergabung dan ditunggu kedatangannya di kantin. Beberapa orang berkumpul disana. Mas Abid, Recho, Wahib, Anang, Dedek, Mas Arif, Agus, Aziz, Umam, Dan diriku sendiri. Kita membahas apa saja yang akan dibutuhkan. Biaya yang harus dikumpulkan.
Modal dari usaha yang akan kita jalankan adalah hasil dari patungan semua anggota yang akan ikut berpartisipasi dengan pekerjaan yang akan kita dirikan bersama. Kita semua adalah mahasiswa yang uang pun masih minta pada ortu, kalaupun yang sudah mandiri, hanya beberapa orang. Bahkan Wahib sepertinya masih sedikit ragu-ragu karena dia belum minta izin pada ortunya. Emmm… masalahnya sich bukan karena izin untuk bekerja, tapi lebih ke izin meminta modal. Aku tahu, beberapa dari kita masih sedikit ragu-ragu karena masalah modal. Tentunya harus bisa meyakinkan ortu supaya bisa memberikan modal untuk usaha anak-anaknya. Tidak semudah membalikkan telapak tangan!
Ortu kita selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan anak-anaknya. Namun, jika tidak ada sama sekali yang bisa diberikan selain perhatian dan kasih sayang. Apakah kita harus menuntut lebih? Tidak seharusnya! Tidak perlu memaksakan kehendak pada ortu kita, toh tanpa kita paksa kalau bisa dipenuhi pasti ortu akan memberikan apa yang kita mau. Kesulitan ekonomi telah melilit kehidupan bangsa Indonesia. Susahnya mencari selembar rupiah telah dialami orang tua kita hanya demi memenuhi kebutuhan keluarga, bahkan memenuhi segala keinginan anak-anaknya. Apalagi issue tentang kenaikan BBM bulan April depan telah menyebabkan banyak barang-barang bahkan kebutuhan pokok telah naik. Sekali lagi, masyarakat kelas bawah yang akan merasakan dampak yang paling buruk.
Sejak kecil aku telah dibiasakan oleh ortuku mengatur uangku sendiri. Ketika aku SD, aku sudah mulai mengumpulkan uang saku untuk dibelikan sepatu dan tas. Ketika aku MTs, aku sudah mulai diberikan uang jajan setiap Minggu, waktu itu aku diberi uang sakau Rp. 25.000,- / Minggu. Beranjak remaja setingkat SMK aku diberikan tambahan Rp. 5.000,- tiap Minggunya. Dan sekarang aku sudah kuliah, tiap Minggunya Rp. 100.000,- ayah berikan untukku, jumlah yang cukup banyak jika dibandingkan teman-temanku. Dengan rincian uang saku yang ku terima setiap Minggunya itu, aku bahkan tidak pernah dibelikan Mama dan Ayah barang-barang yang ku inginkan. Mereka ingin aku membelinya sendiri. Sepatu, tas, baju, bedak, parfum dan segala tetek bengek yang ku perlukan tak pernah dibelikan orang tuaku sejak aku MTs.
Coretan Kita Semua |
Hasilku lembur sampai malam selama satu bulan itu dihargai 400 ribu lebih berapa gitu. Aku menyimpan uang Rp. 400.000,- selalu di dalam dompetku, sekalipun aku pernah mengambilnya untuk mentraktir teman-temanku waktu ultah. Tapi, akhirnya aku mengembalikannya lagi. Uang itu sengaja aku simpan. Ingin ku gunakan untuk mengikuti kusrus Bahasa Inggris di Pare, Kediri. Aku berusaha mengumpulkan uang saku ku sendiri, karena tentu saja kalau aku minta sama ortu pasti gak akan dikasih.
Keinginanku untuk mengikuti kursus sepertinya harus tertunda lagi. Aku sudah memutuskan bergabung sama teman-teman untuk mendirikan usaha berasama. Kalaupun uang itu masih kurang, aku bisa menabungkan uang saku beberapa Minggu lagi untuk menambahnya. Aku sangat bahagia jika usaha yang akan aku dirikan bersama teman-temanku itu bisa berjalan dan bisa sukses pula. Kalaupun belum berhasil, aku pun tidak perlu kecewa. Anggap saja itu adalah uang untuk les dan latihan bersama. Jika aku les disebuah lembaga, mungkin hasilnya tidak akan maksimal dan bahkan hanya sedikit manfaat yang bisa ku dapat. Kalau bersama teman-teman, aku bisa saling berbagi, dan saling sharing tentang masalah-masalah yang kita hadapi di dunia IT.
Sekarang ini aku merasa sangat butuh seseorang yang mengerti dan paham dengan dunia IT. Aku butuh bimbingan, untuk bisa lebih maju. Aku sangat bahagia ketika aku bisa berjumpa dengan teman-teman Blogger Bojonegoro. Dan kini aku harap sesuatu yang telah aku dan teman-temanku rencanakan akan berjalan dengan lancar dan di ridhoi Allah SWT. Amin amin ya robbal’alamin…
No comments:
Post a Comment