Tangisan si Kecil Habibie |
Tak penah disangka dan tak pernah diduga, ada sebuah kabar dikeluargaku. Entah itu kabar baik/kabar buruk. Aku tak tahu harus menyebutnya itu apa. Awalnya Aylla diajak Mama ke doktek kandungan untuk memeriksakan keadaannya. Memastikan apakah hamil/tidak. Dan ternyata hasil tes menunjukkan kalau Mama POSITIF hamil. Ha? Hamil? Aku tak tau harus senang/sedih. Mama yang mendengar pernyataan dari dokter pun sontak langsung meneteskan airmata. Entah itu airmata bahagia/airmata kesedihan.
Pada waktu itu pun aku tidak tahu harus bagaimana. Aku tak tahu apa yang harus ku rasakan. Sepanjang perjalanan pulang Mama terus menangis, menangis dan menangis. Aku pun tak kuasa meneteskan airmata. Kehamilan Mama ini memang tak pernah diinginkan sebelumnya. Bagi seorang anak kelas 5 SD waktu itu aku sebenarnya memohon kepada Allah supaya peristiwa itu tidak terjadi, dan berharap itu hanyalah sebuah mimpi buruk dan ketika aku bangun semua akan kembali seperti semula. Kakek, Nenek, Ayah, seluruh keluarga mencoba menenangkan hati Mama yang terus saja menangis.
Memang, Anak itu adalah rejeki dari Allah, tidak semua orang Allah beri kepercayaan untuk dititipi seorang anak. Anak itu titipan yang harus dijaga, dipelihara, dan dididik dengan sebaik-baiknya. Sebuah amanah dari Allah untuk seseoarang. Merawat seorang anak tidaklah mudah, Mama sebenarnya takut kalau saja tidak bisa membesarkan dan memberikan pendidikan untuk anak-anaknya dengan layak nanti. Inilah mengapa Mama sedih. Dosa orang tua jika anak-anaknya tidak diberikan pendidikan dan perawatan yang layak. Dan dosa seorang anak jika sudak besar malah lupa akan jasa-jasa orang tuanya.
Sembilan bulan Mama mengandung, dan tepat Tanggal 22 Januari 2003, pukul 10.00 lahirlah seorang Bayi laki-laki berpipi tembem dan berhidung pesek. Yang kemudian diberi nama “HABIBIE MAULLANA” memiliki arti Kasih Mulia. Nama yang bagus bukan? Dengan nama Habibi, Mama berharap supaya Adikku bisa menjadi orang yang cerdas dan pintar seperti Mantan Presiden Indonesia B.J Habibie.
Kelahiran Dek Habibie ini memberikan kebahagiaan seluruh keluarga besarku. Meskipun diawal kehamilannya dipenuhi dengan derai airmata yang mengalir di pipi Mama. Namun, setelah kelahirannya itu, Mama malah memberikan senyum kebahagiaan untuk tangisan bayi laki-lakinya itu. Bagaimana tidak? Ketika hamil, Mama sakit-sakitan, mudah capek, letih, lelah dan lesu. Bahkan Mama sampai tidak kuat melaksanakan ibadah puasa Ramadhan waktu itu. Dan tak disangka-sangka sesuatu yang tidak pernah diharapkan kehadirannya dikeluargaku pun muncul dengan suara tangis yang menderu-deru dari bibir kecil itu. Bayi laki-laki yang sangat lucu. Semua bahagia, senang, riang, dan penuh canda tawa menyambutnya. Setelah adalanya 2 anak perempuan yang imut-imut, sekarang ditambang 1 anak laki-laki yang sangat tampan dan menggemaskan.
Foto diatas menunjukkan kalau Dek Habibie sedang digendong Mama, Dek Ifta pake baju Kuning dengan topi ungunya sedang menengok melihat Habibie menangis, Aylla dengan Baju merah rok pink tidak peduli dengan tangisan Habibie, yang penting action! Mbak Vivy juga lucu kan, Bajunya dimasukkan. Aylla juga sama lech! Hehehehe.. Itu waktu Aylla kelas 5 SD kok. Jadi belum bisa terlalu bergaya.
No comments:
Post a Comment