Pertama kalinya aku pergi ke Rumah Baca! Ketika aku bersama teman-teman dari Komunitas Blogger Bojonegoro merayakan Ultah yang Pertama disana. Aku sempat mengobrol dengan seorang laki-laki yang menjaga Rumah Baca! Seingatku namanya Mas Awe. Saat aku bertanya padanya “Mas koleksi buku disini boleh dipinjam dibawa pulang gak?”, jawaban yang pasti tidak bisa langsung di dengar dari mulutnya. Eh malah aku mendapat sebuah cerita singkat darinya “Jadi begini mbak Aylla, sebenarnya boleh-boleh saja kalau mau meninjam buku disini. Tapi sebelumnya saya beritahukan pada sampean. Rumah Baca ini didirikan oleh beberapa orang yang telah mampu untuk membiayai kehidupannya, istilahnya sudah mapan lah. Semua koleksi buku yang ada disini adalah buku milik pribadi yang disumbangkan, dan kebanyakan buku yang ada disini adalah buku-buku yang sudah jarang sekali di temukan di toko-toko buku. Dan itu sudah dibuktikan kok! Kalau memang benar kalau koleksi buku-buku disini memang buku-buku yang langka. Kalau mau pinjam sich boleh-boleh saja, tapi untuk buku-buku yang masih banyak ditemukan di toko-toko buku. Kalau yang sudah langka, alangkah lebih baiknya jika dibaca ditempat saja”. Aku hanya mengangguk-anggukkan kepala sambil mengeluarkan suara “ya, ya ya, saya mengerti”. Pada intinya tidak sembarang orang boleh meminjam buku disana, apalagi aku adalah anak baru. Jadi, belum dapat kepercayaan. Mas Awe pun menceletukkan sebuah kata-kata milik dari salah satu penulis terkenal yang aku
lupa namanya siapa. Pada intinya maksud kata-kata dari Mas Awe begini, seseorang dikatakan sangat bodoh jika dia mengembalikan buku yang dipinjamnya. Mas Awe bilang, “Banyak penulis-penulis terkenal adalah seoarang pencuri buku. Dia paling senang mengambil buku-buku langka”. Aku lupa siapa sich namanya penulis yang dimaksudkan itu. Maksud dari Mas Awe adalah, seorang yang cerdas dan pintar dia tidak akan begitu saja melepaskan ilmu yang dia lihat. Ilmu itu bisa bersumber dari mana saja, dan buku adalah salah satu sumber ilmu.
No comments:
Post a Comment