Saturday, March 17, 2012

Gabung di Sekolah Menulis

Mas Nanang
Aku tidak pernah menyangka sama sekali kalau kedatanganku ke Rumah Baca kemarin bersama Rifa disambut hangat oleh Mas Awe. Sebenarnya hari ini aku memang sudah berencana ke Rumah Baca, tadinya mau kesana pagi, tapi karena aku mau menelpon seseorang jadinya menunda ke rumah baca sedikit agak siang. Nah ketika aku akan bersiap-siap berangkat. Rifa baru pulang sekolah, waktu menunjukkan pukul setengah dua belas siang. Aku pun mengajak Rifa untuk ikut ke Rumah Baca, dan dia pun mengambil baju di lemari. Tapi ketika dia sedang membuka lemari, dia mengurungkan niatnya untuk ikut bersamaku. Dia bilang mau ke permata bursalino untuk beli kado buat Nabila. Ketika aku sedang asyik berdandan di depan cermin, upss… HP ku berbunyi, ada pesan dari Mas Awe yang berisikan
 “Gak nek rumah baca Aylla? Hehehehe J”,
aku pun langsung membalas pesannya,
“Lha kie rencanane rep kesana”.
Eh ada lagi satu nomor baru yang mengirimkan pesan singkat padaku yang berbunyi ;
“Ayo teman-teman. Ikutan sekolah menulis sekarang juga buruaaaaaaaaaannn...”
Aku pun menuju ke rumah baca pukul setengah dua belas. Dan sampai disana langsung bertemu dengan Mas Awe dan seorang cewek yang bernama Mbak Ririn dari Unigoro, serta ada beberapa cowok-cowok yang juga dari beberapa Universitas di Bojonegoro yang namanya aku lupa.

Niatku ke Rumah baca sebenarnya ingin meneruskan membaca buku yang ku baca kemarin “Robohnya Surau Kami” karya A.A. Navis. Tapi ternyata disana ada beberapa orang yang tergabung dalam komunitas Sekolah Menulis yang sudah beberapa bulan berjalan. Kalau Kelas Menulis aku sudah mengikutinya sejak bulan Januari lalu bersama teman-teman Blogger Bojonegoro. Kali ini aku pun ikut bergabung bersama Sindikat Baca di acara Sekolah Menulis. Sebenarnya narasumber tetapnya adalah mas Annas, sama seperti di kelas menulis. Tapi karena beliau sangat sibuk. Maka Narasumber tetapnya diganti Mas Nanang. Mas Nanang adalah seorang jurnalis yang sekarang sedang bekerja di Koran Sindo. Keren ya!!
Setelah beberapa lama, mas Nanang pun datang. Akhirnya acara dimulai dengan peserta tidak lebih dari 8 orang. Kata Mas Aw berapapun pesertanya itu tidaklah penting. Yang paling penting adalah niatnya untuk bersungguh-sungguh dalam belajar dan menulis.

2 comments:

Nyanyian Sunyi said...

Siiiippp....
Segalanya akan indah saat kita menuliskan jejak langkah kaki...SEMANGAT !

Unknown said...

ya... Biar aku bisa mengenang setiap perjalan hidupKu lewat tulisan-tulisan kecilku ini...