Saturday, November 3, 2012

Cerpen "Surat Buat Bunda 2"

Putih Abu-Abu Aylla Dan Bunda Ayuk

Hae bunda. Malam Minggu gini aku hanya bisa sendirian di depan rumah sambil memandangi bintang yang tak juga muncul di awan hitam. Bun sayang, suratku yang tadi siang udah kamu baca kan? Gimana perasaanmu? Kamu boleh ketawa. Boleh menertawakan kekonyolanku ini. Bukankah kamu udah tau daridulu. Aku memang orangnya suka yang aneh-aneh. Aku gak suka kalau banyak yang suka. Aku menyukai sesuatu yang jarang disukai orang. Aku tidak suka sama. Aku suka berbeda. Karena yang berbeda itu yang akan diperhatikan. Menjadi pusat perhatian adalah kesukaanku. Meski kadang sebel juga sich. Kenapa orang-orang suka memperhatikanku. Bukan PeDe, atau sok artis. Tapi kamu tau sendiri kan gimana orang-orang kalau sama aku. Entah mereka iri, atau memang ngefans? Ah, aku nggak mau peduli sama orang-orang yang berisik di luar sana. Yang penting kita damai dan tentram ya bun.

Bun sayang, aku kangen sama kamu. Tapi, aku juga kangen berat sama Mamy ndut. Mamy yang dulu selalu berangkat dan pulang sekolah sama aku. Kalau nggak ada Mamy mungkin aku udah jadi mascot cowok-cowok yang suka telat berangkat sekolah. Kebaikan hati Mamy tak kan mampu tertulis dalam kata-kata. Setiap pagi Mamy dengan mionya selalu menungguku dandan yang super lama dan super berantakan. Mungkin dia mengeluh dalam hati. “Udah bonceng, tapi gak pernah tepat waktu.” Memang sich Mamy gak pernah ngeluh. Mungkin dia sungkan, dan merasa gak enak sama aku. “Maaf ya Mam, aku memang teman yang selalu menyusahkan.”

Oh iya bun, banyak teman kuliahku yang awalnya heran sama aku karena memanggilmu Bunda. Dikiranya Bunda itu Mamah. Padahal Bunda itu kan panggilan persahabatan buat sahabatku yang tercinta dan terkasih. Aku sering nelpon kamu karena kamu pakai operator yang sama denganku.Untung aja kamu udah putus sama si Tawar itu. Laki-laki yang dulu sangat kamu cintai tapi sejujurnya aku tak suka. Bukannya dia merebut perhatianmu dari ku. Bukannya dia mengambil seluruh rasa sayang yang kamu miliki buatku.  Tapi, dari awal aku sudah tau kalau dia tak pantas buatmu. Dia tak baik buatmu. Tapi, kamu mencintainya. Kalau orang jatuh cinta, yang selalu mereka katakan adalah  “Cinta mengalahkan segalanya”. Ya Bun, aku kalah dech kalau berdebat soal cinta. Aku gak pernah melarangmu, meskipun aku nggak suka. Tapi akan selalu ku katakan “Bunda, aku tak suka”. Terserah Bunda mau nurut sama aku atau nggak, yang penting aku udah mengatakan kalau aku nggak suka. Dan pada akhirnya kalian berpisah juga kan. Aku lega bun.


Kalau soal cinta aku memang kalah dari kamu bun. Aku terlalu cuek. Terlalu nggak peduli. Sebenarnya aku pengen berubah bun. Aku ingin jadi cewek manis yang gak jutek dan galak. Aku pengen jadi cewek yang bisa memberikan perhatian lebih pada cowok. Dari dulu, udah berkali-kali pacaran, tapi tak satupun yang bisa membuatku memperhatikan mereka. Aku yang selalu dapat perhatian. Aku yang selalu dimanja, disayang, diturutin apapun keinginanku. Tapi aku nggak bisa ngasih timbal balik ke mereka. Jahat banget ya aku. Tentu kamu udah hafal kelakuan burukku ini. Sampai sekarang masih belum berubah.

Mungkin, lebih baik aku nggak punya pacar bun. Kadang kasihan juga sama pacarku. Punya pacar tapi nggak dianggep. Kalau dipikir-pikir pacar-pacarku dulu itu mungkin terlalu bodoh. Kenapa bisa suka sama cewek kayak aku. Sebenarnya sich aku nggak pernah merasa cantik. Bahkan aku sering minder dengan keadaan diriku ini. Tapi entah kenapa ribuan pujian selalu kudengar. Itu sedikit menghibur. Setidaknya aku bisa merasa kalau aku itu nggak jelek. Meski tetep aja aku merasa nggak cantik. Kadangkala satu cacian saja, mampu membuatku ngedrop. Aku jadi merasa minder dan berkecil hati. Apalagi kalau yang menghinaku adalah cowok. Uhh… seakan-akan aku berubah jadi upil. Tapi setelah tahu pacarnya cowok yang menghinaku tidak lebih cantik dari aku. Langsung dech, aku gak bakal berkecil hati. Bahkan aku bisa berdiri tegak dengan kedua tangan, eh kedua kaki maksudku dengan sangat tegap. Ini sering kita alami ya bun.

Aku masih sangat teringat akan kata-katamu bun. “Kamu belum pernah merasakan rasanya sangat mencintai seseorang.” Nah, kalau berdebat masalah cinta. Pasti aku langsung kalah kalau kamu mengatakan kata-kata itu. Bukannya aku nggak pernah bun, aku hanya nggak ingin. Aku nggak mau. Aku menghindari semua itu terjadi. Sangat mencintai cowok merupakan sebuah kobodohan buatku. Aku nggak mau diperbudak cinta. Aku nggak mau dibutakan cinta. Aku nggak mau berlebihan mencintai. Semua yang terlalu itu akhirnya selalu menderita. Kamu tahu kan, aku ditinggal “B” dengan wanita lain. Ketika aku merasa sangat mencintainya. Sampai setahun lebih nggak mau pacaran. Nggak mau deket cowok. Aku selalu masang tampang cuek, galak, jutek. Itu semua agar gak ada yang mau deket sama aku. Itu ketika aku merasa muak sama laki-laki. Tapi sekarang aku udah sembuh kok. Aku udah sadar. Lagipula aku juga udah punya banyak teman laki-laki. Tapi… Kayaknya belum pengen pacaran lagi dech setelah sebulan yang lalu putus.

Malam minggu ngmong masalah cinta memang tiada habisnya. Mamy udah ada papy, kamu juga udah punya ayah. Aku…. Aku dengan siapa ya?

Bun, rasanya ingin sekali memelukmu. Dulu kalau lagi sedih, kamu lah yang selalu ada di sampingku. Memegang tanganku. Memeluk tubuhku. Masih ingat waktu aku habis putus sama Miko. Aku memintamu menginap dirumahku. Malam harinya kamu benar-benar nggak bisa tidur gara-gara aku nangis terus. Mungkin itu adalah tangisan terparah gara-gara putus sama cowok. Padahal aku kan yang mutusin. Kesalahan juga ada di diriku. “Karena terlalu cuek”. Disaat itu kamu yang mengusap air mataku yang terus saja menetes berjam-jam. Tapi sayang, kamu nggak mau mengusap ingusku kok bun. Hehehe…. Waktu itu hidungku yang pesek ini gak bisa nafas karena buntu. Tapi, keesokan paginya kamulah yang membuat duniaku kembali cerita. Kembali ke sekolah dengan nyanyian kebahagiaan. Bersenang-senang, tertawa-tawa, semua kita lakukan bersama untuk melupakan kesedihanku. Terimakasih bunda. Kamu memang sahabatku yang sangat aku sayang.

Wah, gak terasa udah malem nich. Kayaknya cukup sekian suratku malam ini. Besok, kita sambung lagi dengan cerita yang lebih sensasional tentang kita. Selamat malam bunda sayang



Salam manis
Miss Mama

No comments: