Thursday, June 25, 2015

Resensi The Kite Runner Karya Khaled Hosseini

The Kite Runner - Khaled Hosseini
The Kite Runner merupakan sebuah Novel Best Seller  karya Khaled Hosseini. Novel ini terbit tahun 2003. Diangkat ke layar lebar tahun 2007. Pertama kali diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh M. Nugrahani tahun 2008. Novel ini berlatar Afganistan dan Amerika Serikat. Dengan pemeran utama dalam Novel ini adalah Amir. Seorang anak laki-laki kaum Pashtun.

Kisah ini berawal dari persahabatan antara Amir dan Hasan. Saudara sepersusuan yang dibesarkan bersama. Amir merupakan kaum Pashtun anak dari Agha Sahib. Ibunya meninggal dunia setelah melahirkannya. Sedangkan Hasan adalah anak dari Ali seorang kaum Hazara yang merupakan pembantu di rumah Amir. Ketika Hasan berusia 5 hari ibunya pergi meninggalkannya. Seorang wanita yang sangat cantik dan memikat semua mata lelaki yang melihatnya. 

Amir dan Hasan bersahabat sejak kecil. Setiap musim panas dia bermain di luar rumah. Di bukit, di pasar, di manapun yang mereka inginkan. Bermain layang-layang adalah salah satu permainan favorit mereka. Bukan hanya mereka melainkan seluruh masyarakat Kabul. Setiap musim dingin mereka menghabiskan waktu bermain kartu didekat perapian dalam rumah dan menonton film favorit mereka sepanjang waktu.

Sejak kecil Amir sangat gemar membaca buku maupun menulis. Sedangkan Hasan tidak mengenyam bangku sekolah dan dia buta huruf. Meskipun Amir sangat sayang pada Hasan namun dia tidak berniat untuk mengajari Hasan baca tulis. Terkadang dia sedikit iri karena Ayah/Baba nya juga menyayangi Hasan sepenuh hati. Hasan dan Amir suka bermain diatas bukit memandangi seluruh Kabul dan Amir akan membacakan buku untuk Hasan. Meskipun Hasan tak bisa Baca tulis namun dia sangat antusias menyimak cerita yang dibacakan Amir. Terkadang Amir mengarang sendiri cerita yang diceritakan pada Hasan, bukan seperti yang ada dibuku. 


Setiap tahun selalu diadakan pertandingan layang-layang dikabul. Merupakan pertandingan yang paling disukai masyarakat Kabul. Amir sering mengikuti pertandingan ini namun dia tidak pernah memenangkannya. Pemenang dari pertandingan ini adalah mereka yang mampu bertahan sampai semua layangan yang lain putus. Siapa yang mendapatkan layangan yang terakhir putus akan menjadi pememang dari pertandingan tersebut. Hasan merupakan pengejar layangan terbaik. Dia selalu mendapatkan layangan terkahir yang terputus dan memberikannya pada Amir.

Di suatu hari pertandingan layang-layang diadakan di Kabul. Amir ingin menjadi pemenang. Dia ingin menyenangkan hati ayahnya. Selama ini ayahnya tidak begitu suka kalau dia menulis. Ayahnya berharap Amir dapat menjadi pemain sepak bola hebat. Sekalipun dia pernah mencobanya tapi yang terjadi adalah dia menjadi pemain yang sangat payah dilapangan. Layang-layang adalah salah satu cara untuk menyatukan dirinya dengan Ayahnya. Hanya itulah sesuatu yang sama yang mereka sukai. Pertandingan Layang-layang tahun ini dimenangkan oleh Amir. Layangannyalah yang bertahan di langit. Dan akhirnya dia mampu memutus tali layangan lawannya dan bertahan di udara sendiri. Layangan yang terputus tersebut dikejar oleh Hasan. Disaat Hasan mendapatkan layangan terakhirnya dan akan memberikannya kepada Amir, dia dihadang oleh Assef. Assef adalah seorang anak laki-laki ayahnya adalah seorang pilot. Dia sangat membenci Hasan karena Hasan adalah kaum Hazara. Dia juga membenci Ami. Setiap kali Assef akan menyakiti Amir. Hasan selalu melindunginya. Saat itulah ketika Hasan sendirian membawa layangan yang akan diberikannya pada Amir. Assef bersama kedua temannya menyakiti Hasan. Assef memperkosa Hasan. Amir yang melihat kejadian tersebut sama sekali tidak melakukan apapun. Malahan dia bersembunyi. Dan meninggalkan Hasan begitu saja.


Setelah kejadian tersebut, hubungan Amir dan Hasan menjadi tidak baik. Amir merasa bersalah. Dan ingin menghilangkan rasa bersalah tersebut dengan cara tidak ingin melihat Hasan lagi. Ulangtahun Amir ke 13 dirayakan dengan sangat meriah. Banyak hadiah yang didapatkan Amir tapi dia sama sekali tidak bersemangat melihat hadiah-hadiah tersebut. Pada suatu hari dia menaruh jam tangan salah satu kado ulangtahunnya dibawah bantal Hasan. Berharap Hasan dituduh mencuri dan diusir dari rumahnya. Namun yang terjadi adalah Ayahnya memaafkan Hasan meskipun jam tangan tersebut benar-benar ditemukan di bawah bantal Hasan. Setelah kejadian tersebut Ali mengajak Hasan pergi dari rumah Amir. Ayah Amir mencoba untuk melarang Ali dan Hasan pergi tapi mereka tetap pergi. 

Waktu terus berjalan. Uni Sovyet bersekutu dengan rezim Taliban memberontak pemerintahan. Membunuh banyak orang. Khususnya mereka keturunan Hazara. Perang yang terjadi semakin buruk. Amir dan Ayahnya memutuskan untuk pergi meninggalkan Afganistan. Mereka ingin terhindar dari perang tersebut. Rahim Khan, pama Amir tetap tinggal dan mengurus rumah mereka.

Dengan menempuh perjalanan yang amat panjang, berbahaya dan melelahkan. Mereka bersama banyak pengungsi pergi meninggalkan Afganistan menuju Amerika. Di Amerika Amir dan Ayahnya tinggal di Apartemen sederhana. Ayahnya bekerja di pom bensin. Amir menyelesaikan SMAnya di usia 20 tahun. Kemudian melanjutkan kuliah dan mengambil jurusan Bahasa Inggris.

Amir bertemu dengan seorang wanita keturunan Afganistan yang juga tinggal di Amerika untuk menghindari perang. Wanita itu bernama Soraya. Amir jatuh cinta kepadanya. Namun, disaat yang sama. Ayahnya di vonis menderita kanker ganas. Sebelum ayahnya meninggal Amir meminta ayahnya untuk melamar Soraya. Soraya dan keluarganya sangat bahagia mendengar lamaran tersebut. Sebelum mereka menikah. Soraya mengatakan sebuah rahasianya kepada Amir. Ketika berusia 18 tahun Soraya pernah melarikan diri dengan seorang pria dan tinggal bersamanya selama sebulan. Akhirnya dia kembali kerumah ketika mengetahui kalau ibunya terserang stoke. Amir sangat terkejut dengan pengakuan Soraya. Tapi Amir tidak pernah mempermasalhakn semua itu. Meskipun hampir semua laki-laki Afganistan yang menginginkan istrinya tetap perawan sampai pernikahan mereka. Amir merasa sangat sedih karena sebenarnya apa yang dilakukan Soraya sangatlah benar, tidak seperti dia yang tidak berani mengungkapkan kebenaran.

Setelah Ayah Amir meninggal, dia bersama Soraya pindah di rumah yang baru. Soraya akhirnya menjadi seorang guru sedangkan Amir menjadi seorang penulis. Setelah usia 10 tahun usia pernikaan, mereka tak kunjung mendapat anak.

Rahim Khan, paman Amir menelpon dari Afganistan meminta Amir datang karena dia sedang sakit keras. Amirpun pamit pada Soraya untuk kembali ke Afganistan selama satu minggu. Amir mendapati Rahim Khan sedang sakit parah. Rahim Khan memberikan surat dari Hasan. Dalam surat tersebut Hasan mengatakan jika dirinya sudah menikah dengan seorang wanita Hazara dan memiliki seorang anak bernama Sohrab. Sebuah nama diambil dari cerita Shahnameh "Rostam Dan Sohrab" yang suka dibacakan Amir untuk Hasan diatas bukit dibawah pohon delima. Dalam surat tersebut juga terdapat sebuah foto palaroid Hasan dan Sohrab yang diambil Rahim Khan beberapa bulan sebelumnya.

Rahim Khan mengatakan jika Hasan dan istrinya meninggal dunia karena dibunuh oleh Taliban.  Sedangkan Sohrab tinggal di panti asuhan. Rahim Khan meminta Amir untuk menjemput Sohrab dari panti asuhan tersebut dan memindahkannya ke panti asuhan yang lebih baik. Awalnya Amir menolak. Afganistan bukanlah tempat yang aman. Dia bisa dibunuh dan bahkan terkena ranjau darat yang tersebar di berbagai tempat. Kemudian Rahim Khan mengatakan jika dia telah tahu kenyataan yang selama ini disembunyikan Amir. Dia juga mengatakan Jika Hasan adalah anak dari Ayah Amir. Ali sebenarnya mandul. Awalnya Amir tak mampu menerima kenyataan jika Hasan adalah saudara tirinya. Pada akhirnya dia sadar. Inilah waktunya menebus dosa-dosanya selama ini.

Perjalanan panjang menuju panti asuhan untuk menjemput Sohrab ternyata tidak semudah yang Amir bayangkan. Sesampainya di panti asuhan tersebut, ternyata Sohrab tidak lagi tinggal di panti asuhan tersebut. Sohrab telah dibawa oleh Taliban. Pemilik panti asuhan mengatakan pada Amir jika dia ingin bertemu dengan orang yang membawa Sohrab dia bisa pergi ke stadion sepak bola. Hanya ada satu orang yang menggunakan kacamata hitam di dalam stadion tersebut, dialah yang membawa Sohrab.

Di dalam stadion sepak bola terdapat pertandingan yang sedang berlangsung. Tidak ada yang boleh berteriak sangat keras karena jika itu terjadi para terntara Taliban akan mengahajarnya tanpa ampun. Para pemain sepak bola tersebut menggunakan celana panjang karena begitulah aturan di negara itu. Di sela-sela pertandingan berlangsung tiba-tiba dihentikan oleh kedatangan orang Taliban dengan membawa laki-laki dan perempuan yang diikat dan ditutup matanya. Mereka dituduh berzina dan harus dihukum. Satu-satunya orang yang berkacamata hitam dalam stadion tersebut kemudian melempari mereka dengan batu sampai mati.

Dengan susah payah Amir dapat menemukan laki-laki berkacamata hitam tersebut. Betapa kagetnya Amir karena ternyata laki-laki tersebut adalah Assef. Anak laki-laki yang telah menyakiti Hasan. Assef tidak dengan mudah menyerahkan Sohrab. Sebelumnya dia ingin membalas dendam pada Amir karena sejak dulu dia tidak pernah bisa melakukannya karena takut pada Ayah Amir. Saat ini Ayahnya telah meninggal dan tinggallah si pengecut Amir. Dalam sebuah ruangan Assef menghajar Amir dengan sangat kejam. Tulang rusuknya patah, giginya copot dan begitu banyak luka. Sohrab memohon untuk Assef menghentikan pukulannya terhadap Amir. Dia seperti ayahnya mahir menggunakan ketapel. Dia berhasil melukai mata Assef dan membuatnya kesakitan. Amir dan Sohrab pergi meninggalkan mereka.

Selama beberapa hari Amir tak sadarkan diri pasca operasi. Saat Amir telah mulai sehat dia berencana membawa Sohrab ke Amerika. Begitu banyak halangan yang membuat Amir kesulitan mengadopsi anak Afganistan. Sohrab memohon pada Amir untuk tidak dimasukkan ke panti asuhan. Dia memohon dan bahkan hampir bunuh diri setelah mengetahui Amir akan membawanya ke Panti Asuhan.

Pada akhirnya Amir dapat berhasil memabawa Amir ke Amerika. Menjadikannya anak di keluarga kecilnya. Soraya sangat bahagia menyambut kedatangan Sohrab. Soraya bahkan menyiapkan kamar istimewa untuk Sohrab. Namun sayangnya semenjak kejadian Sohrab akan bunuh diri, Sohrab benar-benar bersikap dingin pada semua orang. Dia tidak mau berbicara kepada siapapun dan sering mengurung diri dikamar.

Pada suatu hari diakhir musim dingin Amir bersama keluarganya pergi berpiknik, Sohrabpun ikut dengan mereka. Awalnya dia sama sekali tidak tertarik dengan yang ada disekitarnya. Keadaannya berbeda setelah Amir mulai memainkan layang-layang. Dia mulai tertarik dan teringat akan ayahnya, Hasan. Kemudian dia menyunggingkan seutas senyum saat melihat layang-layang yang mereka mainkan dapat memutuskan layang-layang musuh mereka.


Nah, itu dia sedikit ringkasan cerita dari sebuah Novel yang luar biasa "The Kite Runner" karya Khaled Hosseini. Recommended banget pokoknya. Rangkaian tulisan yang sederhana namun saarat makna.



No comments: