Tuesday, February 7, 2012

OUTBOAND di Tawangmangu


Outboand 2012
Akhir-akhir ini males posting di blog. Sepertinya gara-gara kebanyakan nonton film Korea dari temenku nich! Setelah berhar-hari terbenam oleh pengaruh film korea. Akhirnya malam ini berhasil terselesaikan aku menontonnya. Hari ini pengen posting tentang outboand yang kemarin Aku lakukan sama teman-temanku di Tawangmangu. 
Menuju kampus
Hari Sabtu, 4 Februari dini hari kemarin Aku terbangun dari tidurku pukul 03.00. Karena takut gak bisa bangun, akhirnya aku menyalakan seluruh alarm yang ada di jam weker maupun di Hpku dan Hp nya Mbak Ratih. Karena pagi-pagi sekali berangkatnya, bahkan belum ada satu pun penghuni rumah yang terbangun. Mandi pakai air hangat dan mengecek barang-barang yang akan ku bawa. Sarapan dengan sepotong roti tawar dengan keju di tengahnya, ku lahap dengan cepat. Pukul 04.00 Mas Nanda menjemputku dengan motor milik mas Arif. Ternyata semua telah berkumpul di Option Net, Dedek, Mas Arif, dan Muchsin. Sesampainya di sana,motornya mas Arif langsung dimasukkan kedalam Toko. Dan kami pun bergegas menuju kampus.
Bejalan kaki menyusuri jalan yang masih sangat sepi. Baru sedikit orang yang berlalu lalang di jalan. Di pos polisi terlihat para pak Polisi masih berjaga dan kami pun sedikit kata dan senyum untuk menyapa mereka. Letak kampus memang tidak terlalu jauh dari Option net. Jaraknya kira-kira sekitar 200 meter. Namun, untuk menempuhnya kita juga harus melewati lampu merah di pertigaan jambean. Lampu-lampu kota masih menyala memberikan sedikit sinarnya kepada para pengguna jalan. Sesampainya di Kampus, ternyata sudah banyak yang sudah datang, namun bus yang akan kita tumpangi belum terlihat di parkiran, jadi masih bisa sedikit nyantai lah. Dedek saja masih menyempatkan diri untuk sarapan nasi yang entah dimana dia membelinya. Sedangkan sebagian temanku ada yang berkumpul dan sedikit mengobrol. Ada pula yang main gitar di pinggir jalan sambil menunggu teman-teman yang belum datang. Yang paling sibuk adalah para Panitia, anak-anak semester 3. Hilir mudik kesana kesini mengurusi keperluan yang akan di bawa untuk Outboand. Adzan pun berkumandang, sebagian dari kita yang ingin melaksanakan sholat pun bergegas menuju masjid. Kebetulan karena diriku sedang datang bulan, jadi gak bisa melaksanakan sholat. Satu per satu dari kita pun berdatangan. Dan kita pun berangkat pukul 05.00 memang masih ada beberapa temanku yang menunggu di titik-titik tertentu yang akan kita lewati.
Keadaan di dalam bus

Di Pom Bensin
Beberapa kali bus yang kami tumpangi berhenti untuk mengangkut teman-temanku yang sudah dari tadi pagi menunggu keberangkatan kami. Sesampainya di daerah Cepu. Kami pun berhenti di salah satu Pom Bensin untuk sekedar mengisi bensin dan ada pula yang pergi ngecir ke kamar mandi. Termasuk Aku sendiri sich! Udah lama menahan, akhirnya ketemu dech sama toilet. Semua ngantri untuk bergantian masuk ke toilet di Pom Bensin itu. Ada 4 toilet di samping mushola. 2 untuk cowok dan 2 untuk cewek. Satu per satu masuk dengan bergantian. Toilet dengan ukuran kecil dengan aroma khas yang sangat tidak Ku suka. Namun karena udah kebelet, akhirnya Aku menahan nafas di dalam kamar mandi itu. Pengunci pintu hanyalah sebuah paku yang dikaitkan dengan kayu disamping pintu itu. Setelah selesai pipis, Aku pun bergegas keluar kamar mandi yang telah ku siram air untuk sedikit menghilangkan aroma menyengat di dalam kamar mandi itu. Meskipun Aku sendiri tak yakin kalau bau itu akan hilang. Setidaknya Aku sudah berusaha menghilangkan baunya. Ternyata du luar berjejer-jejer teman-temanku yang sudah mengantri kamar mandi. Bahkan ada sebagian dari mereka yang asyik berfoto di depan Toilet itu. Tak ada pemandangan yang menarik di depan Toilet dengan bau tidak sedap itu. Disamping para cewek-cewek yang narsis, para cowok-cowok malah sibuk dengan rokok mereka masing-masing.
Panitia yang sudah menunggu beberapa menit yang lalu menyuruh kami untuk segera berkumpul kembali ke dalam bus untuk melanjutkan perjalan yang masih sangat panjang. Kami pun segera menuju ke dalam bus. Para cewek-cewek malah masih sibuk bergaya di depan kamera yang di pegang mas Arif. Terdengar suara bapak yang menjaga pom tersebut mengeluarkan kata-kata dari mulutnya “Dasar wong ndeso!!”. Aylla mendengar dengan jelas karena suara itu keluar tepat disamping telingaku. Aku sich gak kalah nasrsi sama teman-temanku tadi, karena Aku pun meminta mas Arif untuk memotretku yang bergaya sendirian dengan jaket putih bergambar super Mario. Lucu kan??
Panitia dari Bojonegoro banyak yang tidak kebagian tempat duduk. Membuat beberapa teman-temanku pindah ke Bus Cepu. Dedek, Mas Abid dan Dody ku lihat berjalan menuju Bus Cepu. Aku pun langsung masuk dan duduk di samping Mas Arif. Bus pun melaju menyusuri jalan raya, Aku segera menutup mataku dan menyandarkan diri dibahunya Mas Arif dan akhirnya tertidur pulas.
Bus pun berhenti kembali di sebuah Rumah makan yang di belakangnya terdapat sebuah masjid yang berdiri tegak. Bus pun behenti, kami pun langsung begegas untuk turun. Panitia menyuruh kami untuk sarapan jika ada yang ingin sarapan. Tapi bayar sendiri masing-masing. Aku tidak mengikuti siapapun, langsung turun dari bus dan memandang luas hijaunya karpet alam yang terbentang luas menyejukkan pandangan mataku. Dengan sedikit mengucek-ngucek mataku yang masih sembab karena bangun tidur, sedikit demi sedikit ku hirup udara segar pagi itu. Padi yang mulai menguning ditambah kicauan burung menghiasi pagi itu. Pagi itu langit berawan, terlihat seperti enggan untuk menampakkan warna birunya diangkasa. Sedangkan matahari juga bersembunyi di peraduan, enggan untuk menampakkan sinarnya pada ibu pertiwi kami. Aku fikir beberapa minggu lagi para petani akan bisa menuai hasil dari jerih payahnya. Padi yang mulai merunduk memperlihatkan kalau sudah ada isi didalam tiap bijinya.

Aku tidak memikirkan tentang sarapan. Karena perutku juga belum terlalu lapar. Di selatan Masjid berdiri berjejer-jejer pohon keres dengan ratusan buah yang tergantung disetiap dahan dan rantingnya. Ini benar-benar pemandangan yang mempesona. Tanpa pikir panjang, Aku pun langsung menarik tiap dahan yang tergapai oleh tanganku. Bentuk buah keres yang kecil dan bulat, kalau sudah benar-benar masak. Warna buahnya berubah menjadi merah seperti buah cheri. Sungguh sangat menggiurkan bentuknya yang imut-imut dan rasanya sangat manis membuat orang yang memandangnya ingin segera memetiknya. Satu per satu ranting ku tarik, dan ku dapati buah keres yang sudah mulai memerah warnanya. Wooow.... Aku benar-benar takjub, karena buahnya sangat banyak dan sudah pada memerah warnanya. Aku mengambil buah keres dan langsung memakannya, sampai aku benar-benar kekenyangan.
Setelah puas dengan buah keres. Aku mulai sedikit memperhatikan yang ada di sekitarku. Di depan masjid tersebut ada toilet dan tempat berwudhu bagi para pengunjung masjid. Dengan lukisan pemandangan alam birunya awan dan hijaunya pepohonan terlukis di tembok tempat wudhu tersebut. Lukisan yang sangat indah dan menyejukkan mata. Ada yang lebih menarik. Di atas lukisan tersebut ada sebuah tulisan dengan bahasa Jawa “OJO NEKO-NEKO OJO LENO OJO NAKAL” yang dalam bahasa Indonesia artinya ”Jangan macam-macam jangan …. Jangan nakal” Ojo Leno nya Aku gak tahu artinya. Mungkin harus Aku tanyakan dulu sama Si Mbahku. Yang pasti, itu adalah sebuah tulisan yang berisikan pesan mendalam bagi para pengunjung. Pesan dengan kata-kata khas orang Jawa untuk memberikan peringatan kepada setiap orang yang melihatnya.

Perjalan yang kita tempuh sungguh sangat ekstrim. Jalan yang berliku-liku benar-benar hal yang sangat tidak ku sukai. Karena Aku takut nanti kalau mabuk perjalanan. Akhirnya Aku memutuskan untuk tidur supaya tidak merasakan liku-likunya jalan. Beberapa jam kemudian kita sampai di Karanganyar pukul 12.00 siang. Tanpa istirahat kita disuruh kumpul lagi. Dan juga, sebagian besar dari kita bahkan belum ada yang sarapan. Kata panitia, makanan dikasihkan ketika makan malam, dan itu adalah habis Magrib. Aku dan teman-temanku benar-benar sangat kecewa. Sedangkan kami sama sekali belum makan. Di dalam bus kita hanya saling berbagi makanan ringan yang sengaja di bawa dari rumah. Akhirnya kita dikumpulkan di sebuah tempat yang lumayan luas halamannya.

Motivasi diberikan kepada kami untuk memberikan semangat pada kita. Selain itu juga untuk saling mengenal satu sama lain. Banyak yang kita lakukan, diantaranya memainkan game-game lucu serta tes konsentrasi. Selain itu kita juga diajak berjoget bersama-sama. Diawali oleh lagunya Cinta satu malam milik Melinda, satu per satu dari kami bergoyang dengan melenggak lenggokkan tubuh mengikuti alunan music.
Saru per satu tetesan air hujan membasahi daun-daun. Seluruh peserta langsung dibubarkan. Aku bergegas menuju Bus untuk mengambil barang-barangku yang masih tertinggal di bagasi bus. Ketika Aku mencari dan terus mencari ternyata aku tidak menemukan tasku. Aku menemukan gitar yang dibawa mas Arif lalu membawa, Muchsin yang daritadi membantuku mencari tas malah tak suruh bantuin aku bawain gitar sekalian. Aku pikir task u udah dibawa oleh Mas Arif. Jadi Aku memutuskan untuk mengajak Muchsin untuk mencari Mas Arif. Dari kejauhan ku lihat Mas Nanda yang membawa tasku memasuki sebuah warung makan yeng letaknya tidak jauh dari Bus kamu diparkirkan. Aku bergegas mengajak Muchsin menuju warung di tengah grimis yang sudah membasahi seluruh permukaan jalan raya yang kami lalui. Didalam warung makan yang tidak terlalu luas itu terdapat berjejer-jejer tas yang ditaruh di atas lantai, yang salah satunya itu adalah tas milikku. Aku juga menemukan Dedek dan Mas Arif didalam warung tersebut. Tanpa banyak bicara Aku pun langsung menuju ke belakang untuk memesan makanan pada si Ibuk penjual. Aku memesan nasi dengan lauk telur yang dimasak dengan sayur yang entah apa nama sayurnya itu, pesan teh hangat untuk minum dan menghangatkan dinginnya cuaca saat itu. Dengan sekejap makanan yang dipesan sudah datang memenuhi meja. Kalau makan tanpa krupuk rasanya pasti ada yang kurang. Aku mengambil sebungkus krupuk yang berbentuk bulan bertumpuk-tumpuk seperti rambut keriting. Aku hanya memakan sedikit nasi dan memberikan sebagian untuk Mas Arif.
Waktunya nyari kamar nich! Aku mengikuti Mas Fajar yang berjalan di depanku. Mencari-cari kamarku. Karena Aku tidak menemukannya akhirnya Ku titipkan di kamarnya milik Mbak Unyil. Kedengarannya disuruh kumpul lagi.

3 comments:

Agung Firdausi Ahsan said...

ndek pom bensin sempet2 sing foto2 arek iki :D

Unknown said...

Ndeh. Wong aku yo dimana aja siap kok

Agung Firdausi Ahsan said...

hehehehe
sippp selalu eksis dan narsis ya...