Friday, April 20, 2012

Kartini Modern

Perempuan yang hidup di masa sekarang sudah sepatutnya bersyukur, karena tidak perlu melakukan berbagai perjuangan berat untuk mendapatkan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan. Para perempuan mempunyai kebebasan yang sama untuk menjalankan semua kegiatan yang disukai, dan untuk berkarier. Tak jarang mereka berhasil menduduki posisi yang cukup tinggi di tempat kerjanya.
"Perempuan sekarang ini sudah mempunyai pola pikir yang maju, dan tak heran mereka bisa mendapatkan posisi jabatan yang cukup tinggi dan berpengaruh di tempat kerjanya," ungkap desainer kebaya Anne Avantie kepadaKompas Female, saat peluncuran buku Damai Negeriku di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Rabu (18/4/2012) lalu.
Diakui Anne, sebenarnya hal ini sangatlah positif karena memberi nilai plus pada seorang perempuan. Sayangnya, kesempatan untuk bisa berkarier dan dengan alasan emansipasi membuat banyak perempuan secara tidak sadar kehilangan "pekerjaan" utamanya sebagai seorang perempuan sejati, yaitu menjadi seorang ibu. Kesempatan untuk berkarier sebebas dan setinggi-tingginya membuat para perempuan terlalu terfokus untuk mengejar karier dan jabatan mereka, sehingga sedikit melupakan keluarga.
"Motivasi untuk persamaan hak dan emansipasi ini memang sangat digembar-gemborkan, namun sedikit sekali yang terinspirasi positif dari motivasi ini. Motivasi untuk berkarier ini tidak diikuti dengan inspirasi untuk hidup bahagia bersama keluarga," tukasnya.
Kekurangan perempuan 
Disadari bahwa tuntutan hidup dan tingkat ekonomi yang semakin tinggi juga menjadi masalah klasik yang dihadapi dalam hidup berumah tangga, dan hal ini secara tak langsung bisa membuat perempuan terpacu untuk memiliki karier yang semakin tinggi. "Menjadi maju dalam segala hal itu adalah pilihan, namun menjadi seimbang itu adalah kewajiban yang harus dimiliki para perempuan," beber Anne.
Perempuan yang sukses dalam kariernya sering dinilai berprestasi, namun hal ini akan dibarengi dengan tuntutan profesionalitas yang semakin tinggi, dan pengorbanan waktu bersama keluarga di rumah, khususnya anak. Ditambahkan Anne, banyak ibu yang lupa akan tugasnya sebagai seorang ibu, yang seharusnya tidak sekadar membantu finansial keluarga tetapi juga mampu mentransfer DNA kebaikan dan kepandaian mereka kepada anak sebagai bekal menjalani hidup.
"Menjadi ibu adalah tugas paling mulia dan anugrah dari Tuhan. Seorang ibu bukan hanya bisa memberi asupan ekonomi saja, tapi juga mengisi kekosongan batin anak. Ketika ibu terfokus untuk bekerja seumur hidupnya, anak hanya akan menjadi seseorang yang selalu bergantung, tanpa bisa berbuat apa-apa," ujarnya.
Baginya, menjadi seorang Kartini modern ini tidak berarti melupakan kodratnya sebagai seorang perempuan, karena semangat Kartini pun tidak menghilangkan atau mengecilkan arti dan tugas menjadi seorang ibu yang baik.
Ketika fokus bekerja, para ibu cenderung lupa mentransfer kepandaiannya kepada anak, serta lupa meningkatkan hubungan batin antara ibu dan anak. Padahal hubungan batin inilah yang menjadi mata rantai dalam membentuk kepribadian seorang anak, dan merupakan sarana paling cepat untuk membekali anak seumur hidupnya.
"Maka dari itu, saya menyarankan agar seberapa pun sibuknya seorang perempuan bekerja, sempatkanlah untuk kembali ke rumah sepenuhnya, dan jangan korbankan keluarga untuk alasan apapun. Karier itu hanya sementara, tetapi menjadi ibu adalah abadi," ujarnya.
Ditambahkan Anne, sebenarnya tidak ada seorang perempuan pun yang bisa memiliki keseimbangan waktu untuk bekerja dan mengasuh keluarganya. Yang ada hanyalah kemampuan mereka untuk berkorban, berkomitmen, dan bekerjasama dengan orang-orang yang ada disekitarnya.
"Seorang perempuan bekerja yang cerdas bisa bekerjasama dengan orang-orang di sekitarnya seperti suami, orangtua, atau yang lainnya, sehingga mereka bisa mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik. Komunikasi dan komitmen dalam hal ini sangatlah dibutuhkan, terutama dengan suami," sarannya.


Sumber : Kompas.com

1 comment: