Mentari bersinar begitu teriknya pada Minggu pagi 13
Mei 2012. Hari kedua dari Workshop menulis ini sangat special karena dihadirkan
pemateri yang sangat terkenal akan puisi-puisinya. Seorang yang biasa dipanggil
“H O” itu ternyata bernama “Mardi Luhung”.
Nama yang tak asing untukku sebenarnya. Pernah disebutkan oleh Om Praw
berkali-kali waktu kopdar Blogger Bojonegoro. Bahkan, sampul buku yang kemarin
aku foto adalah buku karangannya. Sebuah buku berjudul “Ciuman Bibir Yang Kelabu”.
Baru ku sadari itu ketika aku mulai melihat-lihat file foto beberapa
hari yang lalu.
Awal dari pertemuan Workshop kali ini diterangkan
oleh Mardiluhung tentang Perbedaan Sajak dan Puisi. Menurut sastrawan yang
lulus sekolah sastra tahun 1989 itu, Sajak
selalu mengandalkan persamaan bunyi. Sedangkan Puisi mempunyai banyak cerita dan bunyi. Yang bisa menimbulkan
perasaan simpati dan empati pada orang yang membaca atau mendengarkannya.
Syair adalah sastra lama yang terbentuk karena adanya
pengaruh datangnya penyebaran Agama Islam. Di dalam sebuah syair terdapat suatu
cerita yang pada setiap huruf di akhir kalimat selalu memiliki huruf yang sama.
Itu terpengaruh dari bacaan surat pada Kitab Al-Qur’an seperti pada ayat-ayat
di Surat Al-Ikhlas.
Pantun merupakan puisi lama atau Pusi Melayu yang sangat
terkenal sampai sekarang. Bahkan masih sering digunakan di kehidupan
sehari-hari, Lelucon di TV pun sering menghadirkan pantun sebagai media
penghibur, meskpipun kadang-kadang pantun yang dibuat tidak nyambung sama
sekali.
Ciri-ciri pantun pernah diajarkan sudah sejak SD.
·
Baris pertama
dan kedua dalam pantun selalu berupa sampiran.
·
Baris ketiga dan
keempat berupa isi.
·
Bersajak AB-AB.
Fungsi dari sampiran
adalah untuk membuat pembaca atau pendengar terpukau sebelum mengetahui isi pantun
yang di sampaikan. Tak khayal, sering sekali digunakan kata-kata yang menarik
dan indah-indah.
Kalau
ada sumur di Ladang
Bolehkah
kita menumpang Mandi
Kalau ada umur panjang
Bolehkah kita berjumpa lagi
Contoh Puisi Bebas yang dianut oleh Tardji:
Dalam
patut kata mamamu
Pelan
satu tiga satu terbang
Aku jatuh cinta padamu
Dan kau juga begitu yang!
Seorang penyair mempunyai kecerdasan dalam berbahasa
dan mengolah kata. Dengan imajinasi yang luas membuat orang semakin kreatif
dalam menulis. Sebuah puisi dibuat karena mempunyai maksud dan tujuan tertentu.
Bukan hanya tulisan tak bermakna. Tiap baris dalam puisi mempunyai makna yang
mendalam.
Ada 4 Musuh Puisi menurut Agus
Sardjono:
1.
Klise, sesuatu
yang sudah sering digunakan.
2.
Bekutbah,
puisi yang buruk adalah puisi yang mengandung kata-kata seperti ketika
berkutbah
3.
Mengiba,
Mengiba adalah yang paling sering dilakukan. Mengasihani diri sendiri. Dalam
menulis puisi sebaiknya menghindari tulisan yang mengiba.
4.
Merasa Benar,
ketika menulis kita harus bisa bersikap netral. Tidak memihak pada diri sendiri
maupun orang lain.
Puisi Karangan Aylla Di Workshop Ke Dua
PERTEMUAN
SINGKAT
Pertemuan
singkat beberapa Minggu lalu
Lupa
aku padanya
Hanya
senyum itu yang tak dapat ku lupa
Kupandangi
senyumnya
Mirip
sahabat lama
Pesona itu telah memesona sahabatku
Oh,,, ternyata mereka bercinta
Cinta yang baru kutahu
Seminggu lalu
Jilbab
putih menutupi kepalanya
Membuatnya
tampak lebih manis
Tanpa
senyum dia tetap Manis
Burung merak bertengger dijilbabnya
Lucu, unik, dan menarik
Dibelinya dari toko salsa
Baru sekali aku singgah disana
Membeli sesuatu yang tak berharga
Merah
baju
Semakin
membuatnya merona
Pipinya
pun ikut memerah
Mungkin
karena pancaran kegembiraan hatinya
Bersama
pangeran tercinta
Disamping
tubuhnya
No comments:
Post a Comment