Meskipun Aku terlambat setengah jam, aku masih punya sedikit catatan yang bisa di share di blog buat teman-teman. Masih diselenggarakan di Sanggar Guna bersama Mas Annas. Workshop membahas tentang ESSAY.
Menulis Essai dibutuhkan penulis yang ahli. Menulis
feature digunakan untuk latihan menulis. Seorang jurnalis akan merasa puas
setelah menyelesaikan tulisan features. Mas Anas mengibaratkan penulis adalah
seorang koki dan bumbunya adalah data-data. Seorang koki mampu meracik bumbu
yang pas untuk masakannya. Sedangkan seorang penulis bisa merangkai kata yang
pas ketika menulis. Seorang koki hebat akan menghasilkan makanan yang hebat
dengan rasa yang pas di lidah. Seperti halnya sebuah Essay. Essay adalah hasil
tulisan dari seorang penulis hebat. Karena dengan rangkaian kata-katanya,
pembaca bisa dihanyutkan dalam sebuah tulisan essay.
Jika dibandingkan dengan opini Essay menulis essay
akan lebih menarik. Essay merupakan sebuah tulisan bebas. Bisa tentang tokoh
atau peristiwa. Essay bisa menulis sosok seperti Annas, Doni, Soeharto, dll.
Ketika sudah menulis Essai tiga, sampai 5 kali. Seseorang
akan merasa enak dan ketagihan untuk menulisnya. Sebagai penulis, orang
membutuhkan suplemen berupa bahan bacaan. Membaca digunakan untuk referensi
ketika kita menulis. Oleh karena itu, membaca adalah hal yang sangat penting
dilakukan untuk menunjang tulisan yang indah dan bermakna. Tidak perlu membaca
yang berat-berat. Seperti kata Andrea Hirata “ Bacalah yang paling kecil”.
Mulai membaca hal yang kecil akan bermanfaat untuk otak dan tulisan yang akan
ditulis.
Perbedaan Essay dan Cerpen terletak pada alur dan
tokohnya. Tulisan dikatakan cerpen jika ada tokoh, alur dan tema. Sedangkan
dalam essay tidak memerlukan semua itu. Menulis buku diary juga bisa dikatakan
menulis Essay.
Ketika menulis essay seseorang sedang belajar
menulis dengan menggunakan hati. Bisa diawali dengan sesuatu yang sederhana di
sekitar kita.
Pertanyaan dari mas Lulus :
Biasanya ketika menulis Essay, kadangkala malah
menjadi menulis fakta dan opini. Bagaimana untuk mengatasinya?
Biarkan saja tulisanmu itu tertarik pada fakta dan opini.
Yang penting kamu menulis. Ketika kamu sudah mulai untuk menulis maka akan
menemukan kenyamanannya. Menulis dan bebaskan pikiran. Tidak perlu
memperhatikan EYD. Yang penting kamu menulis dan selalu menulis. Dan setelah
menulis, baca kembali tulisanmu itu. Perbaiki hal-hal yang perlu diperbaiki.
2 comments:
yuhuuuuuuu.... bogger bjn
iya,,,
Post a Comment