Aylla memandang langit yang kelabu |
Tak terasa kita telah memasuk di
akhir tahun. Begitu banyak hal yang telah kita lalui. Tanpa kebersamaan.
Beberapa bulan lagi aku pun sudah berkepala dua. Begitu cepat waktu berlalu.
Begitu banyak coretan sejarah anak manusia tertulis. Cerita-cerita tak penting
untuk diceritakan. Namun, ada pula cerita yang sangat penting dan harus selalu
diabadikan menjadi bagian dari sejarah umat manusia.
Bunda, bulan ini bulan Desember. Desember
ke dua perpisahan kita. Desember. Taukah kamu Bun, lagu yang disenandungkan
Yuni Sarah berjudul Desember Kelabu. Aku menyukai lagu itu. Entah kenapa,
diawal bulan ini aku ikut menyenandungkan lagu itu berkali-kali di dalam kamar.
Dengan suara yang sangat merdu alias merusak dunia.
Angin dingin meniup mencekam di Bulan
Desember
Air hujan turun deras dan kejam hati
berdebar
Ku teringat bayang dan impian di
malam itu
Malam yang kelabu
Kau ucapkan kata
Selamat tinggal sayang
Lirik yang sangat syahdu. Sangat
menyayat hati. Desember selalu menangis. Bukan aku yang selalu meneteskan air
mata. Namun, lagit itu Bun. Langit itu selalu menangis. Ku pandang tetes air
yang tiada henti dari dalam kamar. Begitu deras dengan petir menyambar-nyambar.
Aku takut bun. Aku takut. Aku takut. Apa yang aku takutkan? Apa aku takut mati
tersambar petir? Atau mati karena datang air bah yang tiba-tiba? Apa sich yang
aku pikirkan? Aku serasa seperti orang bodoh yang dipermainkan oleh hati dan
pikiranku sendiri. Mataku nampak semakin sayu memandang isi dunia. Entah aku
yang lelah atau aku yang payah?
Hidup seharusnya indah. Namun,
mungkinkah karena hadir lagu Desember Kelabu membuat Desemberku ini ikut
kelabu? Apa yang membuat hidupku kelabu tentu kau pun terus bertanya-tanya. Aku
seharusnya bahagia. Tentu saja Bunda. Aku selalu bahagia. Tapi, entah kenapa hatiku
ini selalu risau dan resah. Aku telah mencoba mencari tahu kenapa penyebabnya
tapi selalu gagal.
Mungkin aku butuh untuk sejenak
berlibur. Ohh berlibur? Untuk apa? Hanya menghabiskan uang dan malah membuatku
semakin pusing kalau aku tak punya uang. Seharusnya aku lebih berhemat.
Mengingat keinginanku untuk belajar Bahasa Inggris. Rasa-rasanya keinginanku
itu semakin jauh. Karena terus tertunda.
Emm kira-kira bagaimana Desembermu
Bun? Apa juga kelabu sepertiku? Seperti Yuni sarah! Apa kamu bahagia dengan
pacar barumu itu? Tentu kau bahagia. Aku berharap dia laki-laki yang terbaik
untukmu. Semoga saja dia pun juga jodohmu. Apa sudah kamu pikirkan keinginan
orangtuamu untuk menyuruhmu segera menikah? Sepertinya aku pun sedikit
mendukung keinginan orangtuamu itu. Bukan karena aku mau kamu nikah muda.
Karena aku sendiri pun tak pernah punya keinginan untuk nikah muda. Namun, kamu
pun harus memikirkan perasaan orangtuamu. Biarpun aku bukan orangtuamu, namun
aku tahu meraka itu sedih melihatmu. Berada dirumah tanpa pekerjaan hanya akan
menambah beban pikiran dan financial keluargamu. Kalau kamu lebih memikirkan
ini mungkin kamu akan sedikit berubah pikiran dan menyegerakan untuk ke
pelaminan. Ya sudah lah, semua adalah hidupmu. Kamu yang menjalani dan kamu juga
yang merasakan. Jadi, kamu juga lah yang harus mengambil keputusan. Semoga
keputusanmu itu merupakan keputusan yang terbaik untuk dirimu sendiri dan orang
lain.
Sedangkan aku sendiri terperangkap
dalam sebuah bola yang terus menggelinding kesana kemari tak tentu arah. Ketika
seorang anak kecil menendang bola ke depan, aku pun ikut melaju ke depan terus
dan terus sampai kehilangan daya. Atau bahkan aku terlempar dan mengenai sebuah
pohon dan menyebabkan pohon itu roboh seketika. Tentu kamu bingung dengan kata-kata
yang ku tulis ini Bun. Sudah lah, lupakan. Aku hanya ingin mengatakan, kalau
disini aku baik-baik saja. Sekalipun beberapa orang yang melihatku mengatakan
kalau aku tambah kurus. Padahal aku sendiri merasa tubuhku ini bertambah berat.
Aku jadi ragu, mereka mengatakan kalau aku lebih kurus itu merupakan suatu
pujian atau malah hinaan. Karena sebuah pujian itu sebenarnya lebih menyakitkan
dari sebuah hinaan. Oke Bun, cukup dulu ya surat yang ku
tulis ini. Sampai jumpa di surat berikutnya.
Salam Manis
Mama
2 comments:
desember kedua perpisahan kita mkstx apaan nc say ? he
Bunda itu nama panggilan sahabatku waktu SMK. Nah, kita kan udah 2 Desember pisah.
Post a Comment