Friday, December 7, 2012

Cerpen "Surat Buat Bunda 4"


Aylla memandang langit yang kelabu

Tak terasa kita telah memasuk di akhir tahun. Begitu banyak hal yang telah kita lalui. Tanpa kebersamaan. Beberapa bulan lagi aku pun sudah berkepala dua. Begitu cepat waktu berlalu. Begitu banyak coretan sejarah anak manusia tertulis. Cerita-cerita tak penting untuk diceritakan. Namun, ada pula cerita yang sangat penting dan harus selalu diabadikan menjadi bagian dari sejarah umat manusia. 

Bunda, bulan ini bulan Desember. Desember ke dua perpisahan kita. Desember. Taukah kamu Bun, lagu yang disenandungkan Yuni Sarah berjudul Desember Kelabu. Aku menyukai lagu itu. Entah kenapa, diawal bulan ini aku ikut menyenandungkan lagu itu berkali-kali di dalam kamar. Dengan suara yang sangat merdu alias merusak dunia. 

Angin dingin meniup mencekam di Bulan Desember
Air hujan turun deras dan kejam hati berdebar
Ku teringat bayang dan impian di malam itu
Malam yang kelabu
Kau ucapkan kata
Selamat tinggal sayang


Lirik yang sangat syahdu. Sangat menyayat hati. Desember selalu menangis. Bukan aku yang selalu meneteskan air mata. Namun, lagit itu Bun. Langit itu selalu menangis. Ku pandang tetes air yang tiada henti dari dalam kamar. Begitu deras dengan petir menyambar-nyambar. Aku takut bun. Aku takut. Aku takut. Apa yang aku takutkan? Apa aku takut mati tersambar petir? Atau mati karena datang air bah yang tiba-tiba? Apa sich yang aku pikirkan? Aku serasa seperti orang bodoh yang dipermainkan oleh hati dan pikiranku sendiri. Mataku nampak semakin sayu memandang isi dunia. Entah aku yang lelah atau aku yang payah?

Hidup seharusnya indah. Namun, mungkinkah karena hadir lagu Desember Kelabu membuat Desemberku ini ikut kelabu? Apa yang membuat hidupku kelabu tentu kau pun terus bertanya-tanya. Aku seharusnya bahagia. Tentu saja Bunda. Aku selalu bahagia. Tapi, entah kenapa hatiku ini selalu risau dan resah. Aku telah mencoba mencari tahu kenapa penyebabnya tapi selalu gagal. 

Mungkin aku butuh untuk sejenak berlibur. Ohh berlibur? Untuk apa? Hanya menghabiskan uang dan malah membuatku semakin pusing kalau aku tak punya uang. Seharusnya aku lebih berhemat. Mengingat keinginanku untuk belajar Bahasa Inggris. Rasa-rasanya keinginanku itu semakin jauh. Karena terus tertunda. 

Emm kira-kira bagaimana Desembermu Bun? Apa juga kelabu sepertiku? Seperti Yuni sarah! Apa kamu bahagia dengan pacar barumu itu? Tentu kau bahagia. Aku berharap dia laki-laki yang terbaik untukmu. Semoga saja dia pun juga jodohmu. Apa sudah kamu pikirkan keinginan orangtuamu untuk menyuruhmu segera menikah? Sepertinya aku pun sedikit mendukung keinginan orangtuamu itu. Bukan karena aku mau kamu nikah muda. Karena aku sendiri pun tak pernah punya keinginan untuk nikah muda. Namun, kamu pun harus memikirkan perasaan orangtuamu. Biarpun aku bukan orangtuamu, namun aku tahu meraka itu sedih melihatmu. Berada dirumah tanpa pekerjaan hanya akan menambah beban pikiran dan financial keluargamu. Kalau kamu lebih memikirkan ini mungkin kamu akan sedikit berubah pikiran dan menyegerakan untuk ke pelaminan. Ya sudah lah, semua adalah hidupmu. Kamu yang menjalani dan kamu juga yang merasakan. Jadi, kamu juga lah yang harus mengambil keputusan. Semoga keputusanmu itu merupakan keputusan yang terbaik untuk dirimu sendiri dan orang lain.

Sedangkan aku sendiri terperangkap dalam sebuah bola yang terus menggelinding kesana kemari tak tentu arah. Ketika seorang anak kecil menendang bola ke depan, aku pun ikut melaju ke depan terus dan terus sampai kehilangan daya. Atau bahkan aku terlempar dan mengenai sebuah pohon dan menyebabkan pohon itu roboh seketika. Tentu kamu bingung dengan kata-kata yang ku tulis ini Bun. Sudah lah, lupakan. Aku hanya ingin mengatakan, kalau disini aku baik-baik saja. Sekalipun beberapa orang yang melihatku mengatakan kalau aku tambah kurus. Padahal aku sendiri merasa tubuhku ini bertambah berat. Aku jadi ragu, mereka mengatakan kalau aku lebih kurus itu merupakan suatu pujian atau malah hinaan. Karena sebuah pujian itu sebenarnya lebih menyakitkan dari sebuah hinaan. Oke Bun, cukup dulu ya surat yang ku tulis ini. Sampai jumpa di surat berikutnya.

Salam Manis
Mama


2 comments:

Unknown said...

desember kedua perpisahan kita mkstx apaan nc say ? he

Unknown said...

Bunda itu nama panggilan sahabatku waktu SMK. Nah, kita kan udah 2 Desember pisah.