Saturday, May 23, 2015

Totto-Chan's Children Kisah Penderitaan Anak-Anak Di Seluruh Dunia

Totto Chan's Childer
Totto-Chan's Children. Baru melihat judulnya saja rasanya sedikit aneh. Apa itu artinya? Bagaimana isi bukunya? Ketika aku melihat sampulnya, memang sekilas terlihat gambar anak-anak sedang tertawa bahagia. Mungkinkah bercerita tentang kebahagiaan anak-anak? Begitu banyak hal yang menjadi pertanyaan yang hanya bisa terjawab jika aku membaca buku ini.

Buku ini ditulis oleh Tetsuko Kuroyanagi yang merupakan true strory. Rangkaian perjalanan kemanusiaan untuk anak-anak di dunia. A goodwill journey to the Children of the world. Sebelum membaca isi buku yang sering aku lakukan adalah membaca Biografi singkat penulis yang biasanya berada di halaman belakang. Ternyata Tetsuko Kuroyanagi merupakan seorang artis Jepang. Dia juga seorang penulis dan ahli panda. Entahlah apa itu artinya ahli Panda. Mungkin dia mengetahui banyak hal tentang panda. Dan bahkan dia juga menulis buku berjudul Panda and I. Sebuah buku berjudul Totto-Chan : Gadis Cilik Di Jendela pernah ditulisnya dan benar-benar menjadi best seller di Jepang dan di dunia. Sayangnya aku belum pernah membacanya. 

Totto-Chan's Children berarti anak-anak Totto-Chan's. Totto Chan sendiri adalah nama kecil dari penulis buku ini yaitu Tetsuko Kuronayagi. Sebenarnya buku ini merupakan sebuah catatan perjalanan yang dibuat oleh Tetsuko Kuronayagi ketika dia menjadi Duta Kemanusiaan UNICEF sejak tahun 1984 dan 1997. Selama itu dia mengunjungi berbagai negara yang mengalami banyak masalah. Karena kekeringan, perang saudara, konflik politik, wabah penyakit dan berbagai macam masalah yang tentu saja membuat banyak anak-anak menderita.


Perjalanan dimulai di Tanzania tahun 1984 disana mengalami kekeringan yang sangat parah saat itu. Kekeringan menyebabkan banyak orang kekurangan makan. Banyak ibu yang kekurangan gizi yang menyebabkan mereka tidak bisa menyusui anaknya dengan baik. Mereka bahkan minum air berlumpur yang sangat kotor. Bahkan untuk mendapatkan semua itu mereka harus berjalan 4,8 kilometer.

Tahun berikutnya di Nigeria tahun 1985. Hujan jarang turun du negara ini sehingga menyebabkan setengal wilayah dari negara ini berubah menjadi padang pasir. Yang lebih parahnya lagi ketika siang hari. Suhu disana mencapai 62,7 derajat celcius. Bayangkan saja, betapa panasnya disana? Sedangkan mereka kesulitan mendapatkan air dan makanan. Hanya ada padang pasir. Banyak tumbuhan yang tak mampu hidup didaerah sepanas itu. Hewan-hewanpu mati kelaparan dan kehausan. 

Tahun 1986 Tetsuko Kuronayagi melakukan perjalanan ke India. Saat itu 14 juta anak dibawah usia lima tahun meninggal dunia. Banyak anak-anak yang menderita penyakit akibat wabah penyakit. Anak-anak memang rentan sakit. Sehingga dibutukan vaksinasi untuk menjaga kekebalan tubuh mereka. Namun, anak-anak tersebut tidak mendapatkan vaksinasi yang memadai. Karena banyak faktor tentu saja. Selain karena ketersediaan vaksin namun juga karena tidak adanya listrik. Sekalipun ada vaksin namun tidak ada listrik tentu saja percuma. Karena vaksin hanya bisa bertahan jika disimpan di lemari es. Itulah sebabnya banyak anak-anak di India yang meninggal sebelum bisa menikmati banyak hal di dunia ini.

Mozambik di tahun 1987 saat itu terjadi perang Gerilya yang menyebabkan banyak orang mati. Banyak orang menderita karenanya. Selain itu dampaknya anak-anak yang masih hidup mengalami trauma melihat tragedi yang mengenaskan didepan mata mereka.

Kamboja dan Vietnam 1988
Selama kekuasaan Pol Pot banyak orang Kamboja yang dibunuh, dibantai dengan mengenaskan. Para intelektual dibunuh, guru, dosen, dokter. Rezim Pol Pot sepertinya ingin merusak generasi berikutnya supaya tidak ada orang pandai yang bisa melawat kekekuasaannya. 
Di Vietnam sendiri juga terjadi perang yang tak kalah menakutkan. Anak-anak yang paling menderita. Racun yang dipakai tentara Amerika saat perang Vietnam, bom-bom yang belum meledak dan tiba-tiba meledak dan bahkan ada seorang anak yang tidak memiliki mata akibat efer racun saat perang.

Angola 1989
Perang yang terjadi di negara itu mengakibatkan anak-anak menjadi korbannya. Bahkan mereka tega memotong tangan dan kaki anak-anak yang tidak berdosa. 

Banglades, 1990
Negara ini sering mengalami banjir. Setiap kali hujan maka akan banjir. Meskipun begitu banjir hanya terjadi sebenar. Kemudian airnya akan hilang begitu saja. Akibat sedikitnya pohon di negara ini. Dan saat itu banyak berdiri pemukiman miskin. 
Ngomong-ngomong Banglades, akhir-akhir ini banyak dari warga Banglades yang mengungsi di Indonesia tepatnya di Aceh. Penyebabnya karena perang etnis. Memang sih aku masih kurang begitu jelas dengan beritanya. Karena aku hanya membacanya sepenggal-penggal di media. Ada ribuan orang Banglades dan Myanmar yang terdampar dibeberapa negara, Indonesia, Malaysia dan Thailand. Kabarnya mereka menyelamatkan diri karena terjadi banyak masalah di negaranya.


Irak, 1991
Negara Islam ini dari dulu sampai sekarang masih saja terjadi perang. Perang mengakibatkan penderitaan. Keterpurukan ekonomi. Anak-anak kesulitan mendapatkan susu bubuk. Di Irak saat itu sama sekali tidak bisa didapatkan susu bubuk untuk anak-anak. Pengeboman tepat sasaran menyebabkan kerugian yang luar biasa. Manusianya memang hanya sedikit yang mati. Namun, akibat bom tersebut menyebabkan manusia yang hidup itu semakin menderita. Sebagian besar tiang listrik tumbang akibat pengeboman, jembatan diledakan. 

Etiopia, 1992
Bahkan Iwan Fals juga pernah membuat sebuah lagu berjudul Etiopia untuk menunjukkan betapa menderitanya mereka karena kekurangan makanan dan minuman. Saat itu perang saudara terjadi disana selama 30 tahun membuat negara ini menjadi sangat miskin. Banyak kam pengungsian didirikan. Namun persediaan makanan benar-benar sangat terbatas. Untuk mendapatkan jatah makanan seseorang harus memiliki berat kurang dari 37 kilogram. Di Etiopia sudah tidak ada hutan lagi. Disana tidak ada pohon. Dulunya disana memang ada banyak hutan. Namun sekarang sudah tidak ada lagi. Orang-orang menebang pohon untuk memasak dan menghangatkan diri di malam hari. 

Sudan, 1993
Sama buruknya dengan keadaan di Etiopia. Masyarakat di Sudan kesulitan mendapatkan air bersih. Hujan jarang turun dan mereka terpaksa mengkonsumsi air sungai yang keruh dan berlumpur. 

Rwanda 1994
Perang menyisakan penderitaan. Pembataian terjadi dimana-mana. Banyak sekali anak-anak yang mengalami gangguan mental akibat depresi. Anak-anak yang seharusnya bermain dan belajar dijadikan tentara untuk ikut berperang. Sungguh kejam! 

Haiti 1995
Anak-anak berusia 13 tahun menjadi seorang pelacur untuk bertahan hidup. 72% pelacurnya mengidap HIV AIDS.


Bosnia Herzegovina 1996
Perang terjadi di negara ini. Dan yang paling parah. Ada sebuah bom yang ditaruh didalam boneka. Saat boneka itu dipeluk oleh seorang anak, bom tersebut meledak dan menewaskan anak tersebut. Membuat semua orang sangat berhati-hati dengan semua hal. Karena yang dikira makanan bisa saja itu bom. 


Saat aku membaca buku ini aku benar-benar terharu. Aku sangat bersyukur dengan hidupku saat ini. Di Indonesia yang tenang dan damai. Tumbuhan dengan mudah dapat ditanam. Air bersih sangat mudah didapatkan. Listrik mengalir setiap saat. Udara yang sejuk. Bisa dikatakan siang di Indonesia tidaklah terlalu panas dibanding di Afirika. Malam di Indonesia tidaklah begitu dingin sedingin di Afirka. Air bersih dapat dinikmati kapanpun. Segala jenis makanan dan buah-buahan begitu melimpah. Memang kejadian yang ditulis buku ini sudah berlangsung lebih dari 20tahun yang lalu. Tapi dibeberapa negara sepertinya masih mengalami banyak penderitaan. Khususnya pada anak-anak. 

Warga Negara Banglades contohnya yang melarikan diri sampai ke Indonesia. Negara Irak yang masih saja perang. Negara Yaman yang saat ini mengalami perang saudara. Masih banyak lagi negara di dunia yang mengalami penderitaan. Ada kalanya kita harus mensyukuri apa yang kita miliki saat ini.


No comments: