Saturday, April 28, 2012

Renang yang Menyenangkan

Bojonegoro Water Sport
Cewek paling manis, imut, lucu dan paling cantik di dalam kantor Jengker pasti jawabannya si Bendahara, Miss Aylla. Cewek satu ini memang gak ada matinya dech. Suka bikin heboh dan paling manja. Sudah berhari-hari mengumpat pada seluruh penghuni kontor, ngajakin renang. Responnya hanya jawaban “Ya, iya, kapan?” Gitu saja.
“Dasar cowok-cowok nyebelin” Kata-kata yang keluar dalam hati.
Pada puncak amarahku pada para laki-laki yang sebagian hampir-hampir lekong itu aku mulai tak peduli lagi sama mereka. Aku memutuskan untuk mengajak Rifa renang pada hari Sabtu(27-4-2012).
Siang hari yang panas, sepulang dari acara Pelantikan anggota PMII tahun 2012 aku pun merebahkan diri di atas kasur. Pukul setengah 3 sore Rifa nyerocos ke arahku. “Ayo mbakk… katanya mau renang?”
“Aku kok males ya Fa?”
“Ayolah mbakk…”
Kata rayuan Rifa sama sekali tak membuatku beranjak dari Kasur. Tapi setelah tak pikir-pikir, oke baiklah.
“Ayo renang Fa, tapi aku tak sholat ashar dulu ya. Soale nanti pasti pulange jam 5 lebih.” Suara adzan sudah mulai menggema di Kampung Baru, Sukorejo, Bojonegoro. Aku pun mengambil air wudhu dan mulai untuk menghadap Sang Maha Kuasa Pencipta Alam Semesta.
Selesai sholat aku ganti baju dengan baju untuk renang. Sembari mengirim sms ke semua teman-teman yang ada di Kantor. Tiba-tiba suara Handphone bordering
“Kiss… kiss… kisss…” Suaranya berdering memenuhi kamar.
“Halo, asslamu’alaikum” Suaraku menjawab setelah aku menekan tombol answer.
“Wa’alaikumsalam. Jadi renang miss?”
“Ya jadi lah.” Jawabku menegaskan. Itu nomornya Mas Arif tapi suara yang terdengar adalah suaranya Mas Agus.
“Ke kolam mana miss? Taman Tirta?”
“Nggak ah, di deket rumah aja ya. Di BWS (Bojonegoro Water Sport)”
“Oke, aku langsung kesana ya.”
“Oke Dech.”
Setelah telepon ku tutup, akhirnya aku buru-buru pergi mengambil motor. Tapi tiba-tiba bingung gara-gara motorku mogok udah dari kemarin malam. Ya sudah, aku pakai motor Mio nya Bude. Aku berangkat dengan baju panjang warna merah dan celana panjang ketat warna coklat tanpa jilbab. Aku pun tak mengenakan helm. Karena letak kolam yang tak terlalu jauh dari rumah, juga aku tak perlu melewati jalan raya yang besar dan tak satu pun pos polisi yang akan ku lewati. Jadi tenang saja tanpa memakai helm.
Sampai disana langsung markir motor dan membeli 2 karcis. Rp. 5000,- per orang untuk hari biasa dan Rp. 6000,- per orang untuk hari Libur. Aku beli 2 karcis, untukku dan untuk Rifa. Masuklah aku ke dalam setelah membeli karcis. Ternyata tak satu pun batang hidung orang yang ku kenal. Aku pun melepas alas kaki di samping tulisan “Alas Kaki Di Lepas”.
Rifa sangat senang melihat air. Sudah gak tahan nyebur kayaknya. “Mbak aku pengen pinjem Ban!”
“Ya sudah ndang pinjam sana”
Larilah Rifa menuju tempat penyewaan Ban yang berbentuk bundar dengan bolong di tengahnya. Sudah mirip sekali sama donat. Warna orange membuat ban itu seperti buah jeruk Mandarin tapi bolong tengahe.
Nyemplunglah kita ke kolam dengan kedalaman 1,1m. Lama-lama bosen juga, akhirnya aku ngajak RIfa pindah ke kolam dengan kedalam 1.5m. Rifa gak akan tenggelam karena dia kan makai Ban.
15 menit kemudian para lelaki yang tidak bisa dikatakan Maco pada muncul satu persatu. Senyam senyum melewati bagian pinggir kolam.
“Tuh mereka lagi pada dateng fa!”
Aku pun melambaikan tangan pada mereka semua. Dan diberi balasan senyuman pada setiap kepala yang memandangiku berada di dalam kolam.
“Eh miss dalem gak sich kolamnya?” Salah satu dari temanku bertanya sambil melihatku terombang-ambing dalam air kolam.
“Kalau disini gak terlalu dalem, tapi kalau disana tadi aku hampir tenggelam.” Jawabku.
Kata-kata langsung meluncur dari Mas Rimba, “Bukannya kolamnya yang dalem, tapi kamu yang pendek miss…” Hahahaha… aku pun hanya ketawa mendengar pernyataan dari Mas Rimba yang memang kenyataan itu.
Semuanya sudah pada nyempung di kolam, tinggal Data saja yang belum Dia hanya mondar mandir di atas kolam melihat kita semua bermain-main di dalam air. Sepertinya dia pengen ikutan nyebur, tapi kagak berani.
“Ayo donk pal, kenapa gak berani? Cemen nich!!” Ledekkanku untuk Data yang biasa dipanggil Dempal di susul dengan ledekan dari teman-teman yang lainnya. Sedangkan Dempal hanya senyam senyum diatas kolam.
“Kolamnya dalem gak sich?” Tanya Dempal.
“Aku aja gak tenggelam kok. Nih lo aku segini…”  Sambil berdiri di dalam kolam dan menunjukkan kedalaman kolam pada Dempal. Padahal di bagian dinding kolam sudah ada tulisan kedalaman dari Kolam lho. Gak tau dech, orang yang satu ini gak bisa baca atau memang dia itu gak berani kena air. Pada akhirnya Dempal mau melepaskan bajunya dan nyebur ke kolam.
“Ha, kok Cuma segini?” Ekspresi kaget dilakukan sambil berdiri di dalam kolam. Duh orang yang satu ini memang aneh. Sudah tahu aku gak tenggelam, mana mungkin dia akan tenggelam.
“Aku trauma, dulu pernah tenggelam.” Ujar Dempal.
“Aku sudah pernah tenggelam berkali-kali tapi toh tetep gak kapok-kapok.” Jawabku sambil sedikit meledek.
Aku mengajak para laki-laki untuk mencoba slorotan yang ada di kolam 1,1m. Slorotan yang Cuma di BWS pernah ku jumpai Slorotan semacam itu. Bentuknya bergelombang-gelombang menuju kebawah. Orang yang melewatinya akan terpental-pentak ke atas namun tubuh menuju ke bawah. Dijamin, bokong pasti sakit kalau melakukannya. Sayangnya, hal itu malah membuat ketagihan. Tak jarang dari mereka yang ragu untuk mencoba, tapi malah jadi malas berhenti setelah mecoba. Mas Abid, Wahib, Mas Arif telah mencobanya. Eh kayaknya Anang juga iktu, tapi aku lupa.
Yang namaya cowok pasti identik dengan mata jelalatan. Dimana saja tempatnya. Apalagi kalau di tempat seperti di kolam saat ini. Huft… dasar para Tomcat Belang.
Akhirnya kita cabut pulang pukul 5 sore. Aku yang mulai pamit duluan untuk pulang. Dengan seluruh baju di badan basah aku pergi pulang.




















 

2 comments:

ab said...

hahahah......... Ngakak abis

Unknown said...

lucu ya kita,,,,