Cewek paling manis, imut, lucu
dan paling cantik di dalam kantor Jengker pasti jawabannya si Bendahara, Miss Aylla. Cewek satu ini memang gak
ada matinya dech. Suka bikin heboh dan paling manja. Sudah berhari-hari
mengumpat pada seluruh penghuni kontor, ngajakin renang. Responnya hanya
jawaban “Ya, iya, kapan?” Gitu saja.
“Dasar cowok-cowok nyebelin”
Kata-kata yang keluar dalam hati.
Pada puncak amarahku pada para
laki-laki yang sebagian hampir-hampir lekong itu aku mulai tak peduli lagi sama
mereka. Aku memutuskan untuk mengajak Rifa renang pada hari Sabtu(27-4-2012).
Siang hari yang panas, sepulang
dari acara Pelantikan anggota PMII tahun 2012 aku pun merebahkan diri di atas
kasur. Pukul setengah 3 sore Rifa nyerocos ke arahku. “Ayo mbakk… katanya mau
renang?”
“Aku kok males ya Fa?”
“Ayolah mbakk…”
Kata rayuan Rifa sama sekali tak
membuatku beranjak dari Kasur. Tapi setelah tak pikir-pikir, oke baiklah.
“Ayo renang Fa, tapi aku tak
sholat ashar dulu ya. Soale nanti pasti pulange jam 5 lebih.” Suara adzan sudah
mulai menggema di Kampung Baru, Sukorejo, Bojonegoro. Aku pun mengambil air
wudhu dan mulai untuk menghadap Sang Maha Kuasa Pencipta Alam Semesta.
Selesai sholat aku ganti baju
dengan baju untuk renang. Sembari mengirim sms ke semua teman-teman yang ada di
Kantor. Tiba-tiba suara Handphone bordering
“Kiss… kiss… kisss…” Suaranya
berdering memenuhi kamar.
“Halo, asslamu’alaikum” Suaraku
menjawab setelah aku menekan tombol answer.
“Wa’alaikumsalam. Jadi renang
miss?”
“Ya jadi lah.” Jawabku
menegaskan. Itu nomornya Mas Arif tapi suara yang terdengar adalah suaranya Mas
Agus.
“Ke kolam mana miss? Taman
Tirta?”
“Nggak ah, di deket rumah aja
ya. Di BWS (Bojonegoro Water Sport)”
“Oke, aku langsung kesana ya.”
“Oke Dech.”
Setelah telepon ku tutup,
akhirnya aku buru-buru pergi mengambil motor. Tapi tiba-tiba bingung gara-gara
motorku mogok udah dari kemarin malam. Ya sudah, aku pakai motor Mio nya Bude.
Aku berangkat dengan baju panjang warna merah dan celana panjang ketat warna
coklat tanpa jilbab. Aku pun tak mengenakan helm. Karena letak kolam yang tak
terlalu jauh dari rumah, juga aku tak perlu melewati jalan raya yang besar dan
tak satu pun pos polisi yang akan ku lewati. Jadi tenang saja tanpa memakai
helm.
Sampai disana langsung markir
motor dan membeli 2 karcis. Rp. 5000,- per orang untuk hari biasa dan Rp.
6000,- per orang untuk hari Libur. Aku beli 2 karcis, untukku dan untuk Rifa.
Masuklah aku ke dalam setelah membeli karcis. Ternyata tak satu pun batang
hidung orang yang ku kenal. Aku pun melepas alas kaki di samping tulisan “Alas Kaki Di Lepas”.
Rifa sangat senang melihat air.
Sudah gak tahan nyebur kayaknya. “Mbak aku pengen pinjem Ban!”
“Ya sudah ndang pinjam sana”
Larilah Rifa menuju tempat
penyewaan Ban yang berbentuk bundar dengan bolong di tengahnya. Sudah mirip
sekali sama donat. Warna orange membuat ban itu seperti buah jeruk Mandarin
tapi bolong tengahe.
Nyemplunglah kita ke kolam
dengan kedalaman 1,1m. Lama-lama bosen juga, akhirnya aku ngajak RIfa pindah ke
kolam dengan kedalam 1.5m. Rifa gak akan tenggelam karena dia kan makai Ban.
15 menit kemudian para lelaki
yang tidak bisa dikatakan Maco pada
muncul satu persatu. Senyam senyum melewati bagian pinggir kolam.
“Tuh mereka lagi pada dateng
fa!”
Aku pun melambaikan tangan pada
mereka semua. Dan diberi balasan senyuman pada setiap kepala yang memandangiku
berada di dalam kolam.
“Eh miss dalem gak sich
kolamnya?” Salah satu dari temanku bertanya sambil melihatku terombang-ambing
dalam air kolam.
“Kalau disini gak terlalu dalem,
tapi kalau disana tadi aku hampir tenggelam.” Jawabku.
Kata-kata langsung meluncur dari
Mas Rimba, “Bukannya kolamnya yang dalem, tapi kamu yang pendek miss…”
Hahahaha… aku pun hanya ketawa mendengar pernyataan dari Mas Rimba yang memang
kenyataan itu.
Semuanya sudah pada nyempung di
kolam, tinggal Data saja yang belum Dia hanya mondar mandir di atas kolam
melihat kita semua bermain-main di dalam air. Sepertinya dia pengen ikutan
nyebur, tapi kagak berani.
“Ayo donk pal, kenapa gak
berani? Cemen nich!!” Ledekkanku untuk Data yang biasa dipanggil Dempal di
susul dengan ledekan dari teman-teman yang lainnya. Sedangkan Dempal hanya
senyam senyum diatas kolam.
“Kolamnya dalem gak sich?” Tanya
Dempal.
“Aku aja gak tenggelam kok. Nih
lo aku segini…” Sambil berdiri di dalam kolam dan menunjukkan kedalaman
kolam pada Dempal. Padahal di bagian dinding kolam sudah ada tulisan kedalaman
dari Kolam lho. Gak tau dech, orang yang satu ini gak bisa baca atau memang dia
itu gak berani kena air. Pada akhirnya Dempal mau melepaskan bajunya dan nyebur
ke kolam.
“Ha, kok Cuma segini?” Ekspresi
kaget dilakukan sambil berdiri di dalam kolam. Duh orang yang satu ini memang
aneh. Sudah tahu aku gak tenggelam, mana mungkin dia akan tenggelam.
“Aku trauma, dulu pernah
tenggelam.” Ujar Dempal.
“Aku sudah pernah tenggelam
berkali-kali tapi toh tetep gak kapok-kapok.” Jawabku sambil sedikit meledek.
Aku mengajak para laki-laki
untuk mencoba slorotan yang ada di kolam 1,1m. Slorotan yang Cuma di BWS pernah
ku jumpai Slorotan semacam itu. Bentuknya bergelombang-gelombang menuju
kebawah. Orang yang melewatinya akan terpental-pentak ke atas namun tubuh
menuju ke bawah. Dijamin, bokong pasti sakit kalau melakukannya. Sayangnya, hal
itu malah membuat ketagihan. Tak jarang dari mereka yang ragu untuk mencoba,
tapi malah jadi malas berhenti setelah mecoba. Mas Abid, Wahib, Mas Arif telah
mencobanya. Eh kayaknya Anang juga iktu, tapi aku lupa.
Yang namaya cowok pasti identik
dengan mata jelalatan. Dimana saja tempatnya. Apalagi kalau di tempat seperti
di kolam saat ini. Huft… dasar para Tomcat Belang.
Akhirnya kita cabut pulang pukul
5 sore. Aku yang mulai pamit duluan untuk pulang. Dengan seluruh baju di badan
basah aku pergi pulang.
2 comments:
hahahah......... Ngakak abis
lucu ya kita,,,,
Post a Comment